15.5.13

Aku selalu suka menemanimu pergi ke toko buku. Meskipun di sana kamu seolah lupa padaku. Aku suka rasanya kamu meremas tanganku sebelum melepaskan diri dari gandenganku, masuk ke surgamu. Dengan senyum yang kutahu artinya kamu senang sekaligus degdegan. Iya, kamu juga pernah bilang kalau kamu degdegan masuk toko buku. Seperti kencan buta barangkali ya? Kamu tidak tahu buku mana yang akan memikatmu kali ini. Atau apakah buku yang kamu incar bisa kamu beli.

Aku suka melihatmu berbinar saat menemukan buku yang kamu cari. Seruan 'Ah!' kecil dan senyum lebar itu, aku suka sekali. Lalu kamu akan memilih buku yang akan kamu beli, mengamati kesempurnaan fisiknya, kerapihan lem jilidannya. Hal yang awalnya tak kumengerti, tapi kemudian kupahami sebagai keinginanmu untuk memastikan buku itu bisa kamu simpan sampai lama.

Kadang kamu gugup ketika menemukan buku tertentu, lucu sekali. Mungkin buku itu sudah lama kamu cari, atau penulis kesukaanmu menerbitkan buku dan secara ajaib kamu tidak tahu. Ah, kamu bisa sampai menjatuhkan buku karena tanganmu gemetar. Lucu sekali kamu, ratu drama kecilku.

Aku selalu suka menemanimu pergi ke toko buku.
Menyaksikanmu sebahagia itu, tak ada yang mengalahkan rasanya bagiku.


-240911
Dipublikasikan di sini karena tadi pergi ke Melodia 
20.4.13

Hujan

Ngeliat awannya sih, setengah jam lagi Bogor hujan deres nih 
Aku membaca kalimat itu di akun twittermu. Haha.. Masih saja ya kamu hobi meramal cuaca. Aku sedang di kereta, baru melewati Citayam menuju Bogor. Pas lah, kira-kira setengah jam lagi aku sampai Bogor. Coba kita buktikan ya, kamu masih layak menyebut dirimu "Dinas BMKG Kota Bogor" atau tidak.

***

Aku turun dari kereta, mengambil lipatan karcis yang kuselipkan di rantai jam tangan, memberikannya sambil lalu pada petugas, lalu keluar stasiun. Tidak bisa tidak, kepalaku otomatis menoleh ke kios gorengan dekat pintu keluar. Sepi, tidak ada lelaki jangkung yang buru-buru pamit pada penjual gorengan waktu melihatku. Sudah sepuluh bulan... dan aku masih berharap kamu ada di situ? Ck.

Aku membuka payung.
Seperti katamu, hujannya deras sekali. Dalam hati.
3.4.13

Something Sweet For Sweet Person

Re berdiri berkacak pinggang di depan meja dapurnya. “4 telor, 210 gram  terigu, 400 gram gula pasir, 60 gram bubuk coklat, 225 mililiter minyak, 85 gram chocolate chips, 120 gram kenari, trus garem setengah sendok sama vanili sesendok,“ diabsennya satu per satu isi mangkuk yang ada di depannya, “Udah semua.. Loyang juga udah dilapis kertas trus dimentegain. Owkay..”. Re menyalakan pemutar musik di ponsel lalu meletakkan ponselnya di pojok meja dapur, bersandar di dinding. Ia tersenyum.
Malam itu Re berjalan-jalan di dunia maya seperti biasa. Klak klik sana sini, akhirnya ia sampai ke situs yang menjual berbagai kue kering. Re suka sekali lagu yang jadi musik latar situs itu. Dibukanya soundcloud pemilik lagu itu, tapi sayang sekali ia tidak menemukan tautan untuk mengunduhnya. Malam itu Re tidur dengan membiarkan situs kue kering tadi tetap terbuka.    
Re menyalakan oven, 180 derajat celcius. Matanya memejam sejenak, “Bismillah..”. Re membuka mata dan menggosok-gosok kedua telapak tangannya bersemangat. Ia lalu mengambil mangkuk kaca besar. Dituangkannya tepung terigu, bubuk coklat, dan vanili ke dalam mangkuk itu lalu diaduknya. Re menuangkan gula ke mangkuk berisi telur lalu mengambil mixer. Zrrrrrr.. Mixer menggerung lembut.
Re suka sekali lagu itu. Dibaginya lagu itu di laman tumblrnya, ditambah sebaris “Sayang sekali ga bisa diunduh” dan titik dua kurung tutup.
Campuran telur dan gula sudah mengembang, gulanya pun sudah halus. Re memasukkan garam lalu mengocoknya lagi sampai rata. Re mematikan mixer lalu mengambil ayakan. Diayakkannya campuran tepung ke dalam adonan telur. Serbuk coklat turun menghujani adonan putih dalam mangkuk.
Layar ponsel Re berkedip. Ada yang mengirimkan audio file lewat WhatsApp. “Apaan ni?” tanya Re. “Download aja dulu sih” balas si pengirim.  Re membalas lagi, “Lagi susah sinyal, nanti ya” lalu berdecak ketika membaca “Hehe yaudah terserah.. Oiya, jangan kaget kalo udah dengerin ya ntar #bikinpenasaran haha” di layar ponselnya. “Nyebelin sejuta. Hih,” Re kembali memasukkan ponsel ke saku celananya.
Re mengaduk adonan dengan sendok kayu. Makin lama makin berat. Tiap kali sendok berputar Re berdoa, “Semoga makanan ini bikin yang makan senang”. Tepung dan telur sudah bercampur rata, Re menuangkan minyak lalu mengaduk lagi. Sambil memperhatikan minyak berpusar menyatu dengan adonan, Re berdoa lagi untuk hal yang sama. Re mengadukkan kenari dan chocolate chips lalu menuangkan adonan ke loyang dan memasukkannya ke oven.
Penanda sinyal di kanan atas layar HPnya menyala hijau-oranye. Re segera mengunduh file tadi. 100%. Re menekan “play” lalu memekik girang saat mengenali lagu yang didengarnya.
Sudah 35 menit. Re membuka pintu oven, menarik rak, lalu menusukkan tusuk gigi ke brownies yang aromanya memenuhi seisi dapur. Serpih-serpih berwarna coklat yang melekat di tusuk gigi sudah tidak basah. Re mematikan oven lalu mengeluarkan loyang.
Re melirik jam tangannya, setengah delapan malam. Lagi-lagi ia harus mengerjakan tugas sampai malam di kampus. Re mematikan laptop. Orang yang duduk di sebelahnya menoleh, “Pulang?” tanyanya. Re mengangguk. “Eh Ar, gue udah download tuh” kata Re sambil membereskan barang-barangnya. Ar tertawa, “Terus? Udah tau itu apaan?” tanyanya tanpa mengalihkan pandang dari laptop-nya. Re ikut tertawa, “Yaaaah meskipun nyebelin sejuta, lo baiknya dua juta, jadi gapapa deh”. Ar menoleh dan mencebik. Re tertawa lagi, “Emang canggih lo ya.. Kok sama lo bisa di-download sih itu lagunya?”. Ar memasang tampang jumawa. “Makanya gue bilang juga lo install ini deh..” kata Ar sambil menunjukkan suatu program di laptop-nya.    
Re memotong brownies yang sudah dingin lalu memasukkannya ke kotak bekal. Re tersenyum sendiri membaca tulisan di post-it yang menempel di tutup kotak bekal.

I hope this bring smile to your face the way you bring smile to mine :)”

 


---
Resep: Pennylane Brownies by Riana Ambarsari

(Naskah asli ditulis pada 2 September 2012)

Jadi?

Hujan. Depok dan hujannya yang tiba-tiba deras. Untung aku memang sedang duduk menunggu bus di halte. Ah, terakhir kali duduk di halte waktu hujan deras, ada percakapan itu. Percakapan yang anehnya kuucapkan tenang-tenang dari awal sampai akhir.

"Jadi kita mau ke mana, Ar?" tanyaku waktu itu
Kamu cepat menjawab, "Pulang, kan?"
Aku tertawa, "Bukan.."
"Terus?" Kamu terdengar bingung
Aku menoleh, menatap matamu "Kita ini.. ngapain Ar?"

Waktu itu aku cepat-cepat kembali memandang ke jalanan. Tak ingin melihat apapun yang raut mukamu bilang.

Tiga detik. Lima detik. "Kamu maunya?" Akhirnya kamu balik bertanya.
Jawabanku sudah siap di ujung lidah, "Aku maunya kamu seneng. Apapun itu artinya."
"Nin.."
Aku tersenyum, masih tak mau menoleh. "Kamu maunya apa?"

Jeda. Jeda panjang sampai hujan reda.
Kamu berdiri, kembali memakai helm, "Ayo pulang"

Ah. Sudah tiga minggu sejak percakapan itu.
Sebentar lagi tahun baru. Aku masih menunggu jawabanmu.

you know I'm such a fool for you
you got me wrapped around your finger
do you have to let it linger?
do you have to, do you have to
do you have to let it linger?


---
"You know I'm such a fool for you / You got me wrapped around your finger / Do you have to let it linger? / Do you have to, do you have to / Do you have to let it linger?" - Linger (The Cranberries)

(Naskah asli ditulis pada 15 November 2012)

LDR Macam Apa?

"Nin! I'm going to marry a man I've just met last week! This is totally crrrrrrrazzzyyyyy!"

Gue masih pengen nyengir kalo inget pesan yang gue terima lewat WhatsApp tadi pagi itu. Udah gila emang temen gue. Gila kerennya, menurut gue sih. Jadi, dia udah pacaran tiga setengah tahun, tapi cuma barengan setengah tahun doang. Sisa tiga tahunnya, LDR. Mereka jadian di akhir masa kuliah, terus pas lulus temen gue itu langsung kuliah S2 di Amerika setahun. Temen gue belom pulang, pacarnya berangkat ke Belanda buat S2 juga. Jadwal pulang mereka ga sinkron mulu, jadi selama tiga tahun mereka nyaris ga ada ketemuannya. Untung teknologi udah maju haha.. Setelah dilamar lewat Skype, akhirnya mereka bakal nikah besok. Pacarnya temen gue baru mendarat di Jakarta seminggu yang lalu, jadi yaaaa omongan temen gue itu ga salah-salah amat sih..

Gimana, keren gila ga tuh coba?
Tiga tahun LDR nyaris tanpa ketemuan tapi berhasil ga berpaling dari satu sama lain.
Nyembah deh gue. Haha..

Dan si gila yang selama tiga tahun selalu masang "and when I see you then I know it will be next to me" jadi status YM itu keliatan berbinar-binar banget sekarang di malam midodareninya. Gue yang nemenin di kamar aja sampe ketularan pengen senyum terus.

"Sas, gimana caranya sih bisa survive LDR-an gitu?"
"Hahaha klise sih, percaya sama komunikasi aja. Seru tau, karena ga barengan jadi selalu ada yang bisa diceritain. Trus dibawa santai aja, banyak hal bisa terjadi dalam tiga tahun kan, jadi ga usah janji yang muluk-muluk lah. Mau ngegebet orang juga silakan aja, asal bilang. Kalo gue pergi berdua cowok laen tapi ga bilang-bilang, nah, alarm tuh.. Hahaha.."
"Hoo gitu.. Ah keren keren.."
"Hahaha apaan.. Lo tuh lebih keren.. Udah 24 taun LDR kan lo.."
"Gue? 24 taun LDR? Dih, apaan.."
"Iya.."
"Ck ah.. Becanda banget sih Sas.. Pacar aja gue ga punya.."
"Naaaaah.. Justru! Lo tuh lagi LDR-an kepisah jauh banget, tau.."
"Maksudnya?"
"Lo sama jodoh lo tuh dipisahin sama waktu. Bisa banget orangnya udah ada di sekitar lo, cuma karena belom waktunya jadi yaaa ga sampe-sampe deh dia. Hahaha.."
"Huahahaha.. Teori macam apa itu Saaaaas.."
"Yeee, ga percaya.. Kan 'Wherever you are, whenever it's right, you'll come outta nowhere and into my life', Nin. Poinnya di waktu, bukan jarak. Kalo waktunya udah dateng, jarak tuh ga berarti apa-apa deh.."

Hmm.. Ajaib juga teorinya ya.. Tapi okelah gw terima. Lumayan, kalo ada sodara yang nanya "Pacarnya mana, Nin?" di kumpul keluarga kan gue jadi bisa jawab "Aku lagi LDR nih.." hahaha :D

---
"And when I see you then I know it will be next to me" - Closer (Travis)
"Wherever you are, whenever it's right, you'll come outta nowhere and into my life" - Haven't Met You Yet (Michael Buble)

(Naskah asli ditulis pada 8 September 2012)

Obituari

Beberapa hari lalu ada yang pergi.
Berhenti jantungnya, terputus nafasnya.

Dia, cerita kita.

Hari pertama, aku tak percaya.
Dia tak mungkin pergi. Dia pasti cuma sedang melewati daerah yang susah sinyal dalam perjalanan pulang kampungnya. Sesampainya di rumah dia pasti akan mengabariku lalu sibuk bicara tentang punggungmu yang kaku setelah duduk berjam-jam, empal enak yang kamu makan di tempat perhentian saat sahur, dan pemandangan familiar yang menyambutmu di terminal. Lalu ia akan mengantar padaku lagu yang menemanimu sepanjang jalan dan foto sinar matahari yang menerobos daun-daun jati. Dia tak mungkin pergi. Dia tak mungkin pergi. Kan?

Sudah berhari-hari.
Aku memanggilnya biar kembali. Aku memanggilnya lirih, seperti bisik-bisik sayang sebelum kukecup kupingmu. Aku memanggilnya jelas, seperti cerita-ceritaku yang bertabur derai tawamu. Dia tak kembali. Aku menjerit memanggilnya, sampai parau suraku, tapi dia tidak juga kembali.

Lalu aku menangis.
Aku mengalun tangis seharian. Menatap kosong sambil berlinang air mata. Sesenggukan mendaras namamu. Menjerit marah dalam tekapan bantal. Begitu berganti-ganti. Tengah malam, habis sudah air mataku. Mengering di sudut mata yang tiap beberapa menit masih saja menatap layar ponsel, berharap namamu tiba-tiba menyala di sana. Isak-isak yang tersisa pun lelah sudah. Tertidur bersama sedih yang melubangi hati.

Mauku tidur saja terus.
Biar dia main-main di mimpiku, menjadi sosoknya yang biasa. Berat tanganmu di kepalaku. Hangat tubuhmu yang menguar saat kita duduk bersisian. Wangi yang tertinggal di jaketmu dan membuatku terlambat kuliah saat menyelimuti tidurku. Tawa kita, lagu-lagu yang kita tukar kirimkan dan nyanyikan bersama, mimpi-mimpi ragu yang kita saling yakinkan, dan segala hal di bawah matahari yang kita bicarakan berjam-jam.

Tapi waktu tidak berputar berbalik arah, bukan?
Maka ketika sudah bosan aku berguling-guling di carut-marut pecahan hati, turunlah aku dari tempat tidurku. Mandi. Mengguyur kepala dan sekujur badanku dengan air dingin. Melarung marah yang menggelegak dan sedih yang berombak. Sudahlah. Sudahi saja. "Mengapa?" memang masih tersisa tapi toh aku tak yakin mau mendengar jawabannya.

Jadi sudahi saja.
Kutabur bunga di pusara cerita kita.
Begitulah ingin kuingat dia, kelopak-kelopak cantik di atas catatan perjalananku.

oh you're so sweet, too sweet to forget
but you don't love me like i love you
it's not to be i regret

---
"oh you're so sweet, too sweet to forget / but you don't love me like i love you / it's not to be i regret" - Too Sweet To Forget (Slank)

(Naskah asli ditulis pada 29 August 2012)

"Nggak Pernah Ada"

Ngeliat orang panik tuh lucu ya. Apalagi kalo paniknya karena hal yang menurut kita "yaelah apaan sih" banget. Makanya ini gue dari tadi usaha banget nahan ketawa sambil dengerin temen gue cerita dengan hebohnya.

"Semalem gue udah pusing banget. Jam 2 pagi, esai belom kelar padahal deadline jam 8, UAS belom belajar padahal mulainya jam 10. Pengen jambak-jambak rambut lah asli. Trus kan gue ngetwit ya, eh trus dia WhatsApp aja gitu tiba-tiba. Ga pake nanya ga pake apa-apa, tau-tau bilang 'Tidur gih sekarang, ntar jam 5 gue bangunin. Besok sarapan roti aja, lo nyetok roti kan di kosan? Gue jemput 7.45, lo udah print esainya, makan di motor.' aja."
"Trus?"
".......daaaaan gue nurut aja dong! Beneran langsung tidur habis itu, padahal harusnya gue nggak kan ya, apa kek lanjut ngetik esai kek atau belajar kek atau gimana."
"Hahaha.. Terus gimana? Kelar ga esai lo?"
"Kelar"
"Trus? Kok lo kedengeran panik banget nyeritain ini?"
"Adoooooh.. Poinnya bukan di esai gue kelar apa nggak, Winaaaa.."
"Trus?"
"Ah lo ni tras trus tras trus mulu"
"Ya abis... Ga jelas banget sih.."
"Poinnya adalaaaah... Nggak pernah ada orang yang gue biarin berpikir buat diri gue, Win. Nggak pernah ada."

Ah, kan. Buat gue sih itu "yaelah" banget urusannya. Enak kali ada yang bantuin mikir pas lagi pusing hahaha.. Tapi ternyata orang tuh beda-beda ya. Buat Re, yang emang cewek paling mandiri yang pernah gue kenal, itu "masalah" besar.

"Nggak pernah ada, Win, nggak pernah ada...."
"Iya Re, iya.."

Bisa bilang apa lagi gue? Udah lah gue iya-in aja. Haha.
Yang "nggak pernah ada" emang suatu saat bakal jadi ada kok.

Sama kayak tentang temen gue yang lain. Sefakultas tau, nggak pernah ada yang bisa nyuruh Ar ngelakuin apa yang ga dia mau. Pas jaman OSPEK, kerjaannya ribut sama senior mulu karena ga mau ngikutin aturan yang menurut dia ga perlu. Trus pas dia lagi pengen gondrong dan berewokan, bahkan teguran dosen paling killer sekalipun ga bikin dia cukuran. Tapi sekitar dua minggu yang lalu gw kaget banget liat Ar pake earphone di sekretariat. Beeeerbulan-bulan orang protes karena Ar tiap hari bikin berisik sekretariat dengan nyalain lagu yang suara gitarnya kenceng meraung-raung di laptop-nya tapi dia ngecilin volumenya pun enggak, boro-boro dengerin lewat earphone deh. Pas gue tanya dia kesambet apa sampe tiba-tiba pake earphone, dia cuma bilang "Kemaren ada yang ngingetin". Hmm.. Sehari sebelum itu, pas sekretariat lagi sepi, gue denger ada yang bilang "Kenapa sih Ar selalu dengerin lagu kenceng-kenceng gini? Ada loh, teknologi yang namanya earphone". Mereka berdua nggak tau kalo ada gue di situ, soalnya gue emang cuma ngecek kotak surat di pintu depan.

Yah, nggak pernah ada orang yang tau ke mana hati bisa menggerakkan seseorang kali ya. Mana Re tau, suatu hari dia akan nurut sama Ar yang WhatsApp-in malem-malem buta. Mana Ar tau, suatu hari dia akan nurut sama Re yang ngomong selewatan. Mana gue tau, apakah dua bocah keras kepala itu sadar dan mau terima kalo hati mereka maunya bergerak saling mendekat :p
26.2.13

Surat Binar Hari Kelimabelas

Selamat pagi Ranaaaa..

Lagi-lagi tadi ngelanggar aturan surat-suratan ya. Habis ga tega kalo lo kesiangan, yaudah gue bangunin deh.. Udah lama ga jadi anak sekolahan jadi ga biasa gitu ya masuk jam 7. Kuliah jam 8 aja berat banget haha.. Mana jauh gitu tempat magang lo, jadi harus berangkat habis Subuh banget deh. Makan yang bener ya lo biar ga sakit, jangan mi instan mulu!

Take care, dear..


PS: Kapan bisa ketemu?


Surat Binar Hari Keempatbelas

Dear Rana,

How was your day?
Lo magang di SMP kan ya? Awas jangan kecentilan sama anak kecil! Hehe..

Eh gue tadi nyobain muay thai, diajakin sama temen pas pulang kantor. Ya ampun, seru! :D Gue biasanya kan olah raganya berenang doang yak karena males keringetan *gimana sih olah raga kok ga mau keringetan :p* jadi tadi kaget-kaget-seneng gitu nyobain jenis olah raga yang lain. Olah raga tarung dengan instruktur yang mukanya ngajak berantem, kombinasi sempurna! Hahaha.. Lo cobain deh kapan-kapan, kita liat, staminanya mantan KaDep OR & Seni BEM Psikologi segimana sih sekarang :p

..dan sesi muay thai tadi sore itu bikin mata gw udah tinggal 5 watt padahal baru jam setengah 8! Canggih!

Gue tidur dulu ya,
look forward to meet you :)

Surat Binar Hari Ketigabelas

Dear Rana,

How's your day? Sayang sekali ya kita ga bisa ketemu hari ini.. Padahal ini hari pertama lo magang, gue kan pengen denger ceritanya..

Gue seneng deh tadi pagi entah kenapa keretanya ga penuh, trus ACnya berasa. Hore! Makin seneng karena gue pake sepatu baruuuu hihihi *cetek*

Oh trus di kantor nyortir CV, seperti biasa jadi banyak komentar hehe.. Ada yang emailnya unyu-unyu, fotonya tampak samping pake tank top (dikira pemilihan model kali), prestasinya menang lomba makan steak, sampe yang cover letternya masih ditujukan buat perusahaan laen. Eh tapi mending sih kalo pake cover letter, nah ada juga (banyak!) yang ga pake cover letter ga pake ba bi bu cuma attach CV doang. Zzzz. Oh trus ada juga yang "CV"nya berlembar-lembar dan "lengkap" banget, ada latar belakang keluarga dan rencana masa depan segala. Ini salah ngirimin CV buat ta'aruf kali ya.. Hehe..

Yaudah ya,
semangat magangnya!


10.2.13

Surat Binar Hari Keduabelas

Dear Rana,

Aww it's our 4th anniversary! Yayyy! :D

These four (or should I say, six?)  years, I cherish every moments with you. Most of all, I cherish our talks. Our discussion, your stories, my stories, ideas, dreams, revelations, naggings, everything. How we bicker, how we laugh, how we soothe each other, how we give feedbacks to each other, how we understand each other, how we trust each other, how we're alike, how we know each other's pattern by heart. The *rolleyes*-es, the ck-s, the -_-" -s, the smug "haha"s over the "iya deh iya"s. The teasing tones, the rising tones, the language plays and corrections, the never ending "eh"s and "btw"s. The topics: people, events, ideas, school, BEM, books, movies, music, Naruto, food, education, HR, campus politics, politics in general, anything hot on Twitter, daily happenings, you, me, life, practically everything under the sun. I do cherish our talks. For me it's relieving, soothing, entertaining, mind-provoking, recharging, and many more -ings. Oh and most of the time it's heartwarming :)

So, thank you :)
For everything.

Happy anniversary, dear :)
May we never be bored with each other, 'coz I can see we still have many more anniversaries to celebrate :p

Cheers!




PS:
Huahahaha apa-apaan itu minta surat tulisan tangan? Ngelunjak! Hahaha.. Ntar deh ya kapan-kapan. Sementara ini baca lagi aja love letters jaman BEM dulu, tulisan tangan semua kan tuh. Rajin bener kan gue dulu ngasih tiap minggu, yah meskipun isinya to do list sih :p

PPS:
May I tiptoe and hug you?
9.2.13

Surat Balasan untuk Binar #1

Binar,

Makasih kembali buat komunikasi kita. Asik ya kita, modern. Pasangan modern tuh jujur dan terbuka: kalo ngerasa a ya bilang a, kalo mau ya bilang mau, kalo ga mau ya bilang ga mau, kalo ga tau ya bilang ga tau. Gue tau lo sebenernya gengsian hehe, so thank you for throwing it out of the window when you're with me.

Makasih juga buat macem-macem lainnya yang ga bisa gue sebut satu-satu.
Happy 4th anniversary. It's been one uber good ride.

PS: Kutunggu tulisan tanganmu

Surat Binar Hari Kesebelas

Dear Rana,

Aaah, lega banget akhirnya bisa komunikasi dengan lancar lagi :)

Ternyata se-ga enak itu ya ga bisa komunikasi, dan selega ini pas udah bisa lagi. Eh kebayang ga sih lo kalo kita hidupnya ga di jaman sekarang? Mundur dikit jamannya, kita juga ngalamin lah ya HP tuh buat telponan sama SMS-an doang. Mundur lagi, telponnya ke telpon rumah. Enaknya terjadwal teratur kali ya kalo telpon rumah, jadi pas jam itu gue udah siap ngangkat telpon haha.. Trus mundur lagi apa ya? Oh! Pager! Ga bisa ngomong yang geli-geli dong ya, malu sama operatornya :p Trus kalo jaman dulu banget, beneran surat-suratan gini ya tapi pake tulisan tangan di kertas. Surat-suratannya seminggu sekali gitu kali ya tapi, trus berlembar-lembar hahaha.. Dan lo harus bales! Hihi..

Seru ya, ada macem-macem cara buat komunikasi. Karena emang penting dan dibutuhin, ya emang harus diusahain tetep lancar. Makasih ya untuk kelancaran komunikasi kita selama ini :) Makasih juga udah nantangin bikin surat gini, jadi ngerasain jadi orang jaman dulu haha.. Nanti kita cobain cara yang laen lagi ya.. (apaan tapi? haha)

Yaudah ya,
........ *telepati*

1.2.13

Surat Binar Hari Kesepuluh

Dear Rana,

Penerbanganku ditunda nih karena cuaca buruk, belom tau jadinya jam berapa. Ga bisa ketemu hari ini deh kita :( Padahal pengen ngobrol yang lamaaaa.. Gue mau denger cerita lo nyelesein laporan kasus, akhirnya ya, setelah 3,5 bulan :D Trus gue mau cerita soal 3 hari di sini, terutama makanan-makanannya haha.. Gue tadi makan pallubassa, daging kerbau lho! Hihihi.. Sayang ga bisa gue bawa buat lo, jadi gue bawain pisang ijo aja ya.

Look forward to meet you!





PS: Eh itu HP lo udah bener belom? Bisa-bisanya deh, HP nyemplung ke kuah bakso -_-"

Surat Binar Hari Kesembilan

Dear Rana,

It's been another hectic-but-fun day. Sibuknya gausah ditanya lah ya karena apa. Senengnya karena... ketemu macem-macem orang :D Seru deh Ran, ngeliat anak-anak baru lulus kuliah trus ngelamar kerja. Ada yang bingung-bingung gitu mukanya keliling liat-liat, ada juga yang kayaknya udah yakin banget mau kerja di tempat gue. Pas wawancara lebih seru lagi! Ini mesti diceritain secara live biar berasa serunya :D

Gue seneng ketemu macem-macem orang gini,
tapi lebih seneng lagi kalo ketemu lo hehe..

Sampe ketemu besok ya :)

Surat Binar Hari Kedelapan

Ran,

Sibuk banget dan capek banget hari ini tapi makan malemnya enak banget jadi gue seneng-seneng aja hehe.. Makannya mi kering kayak i fu mie gitu tapi kuahnya lebih kentel trus gue makan pake cabe rawit gitu, ya ampun enak parah! :9 Katanya udah ada cabangnya di Kelapa Gading, kapan-kapan yuk?

Yaudah ya gue mau tidur, besok bakal sibuk lagi.
Lo apa kabar? Take care ya :)



28.1.13

Surat Binar Hari Ketujuh

Dear Rana,

Akhirnya tadi pagi gue bangunin lo lagi ya. Padahal perjanjiannya no morning call for 30 days sebagai ganti gue nulis surat-surat ini. Haha.. Yaaah tapi berhubung gue besok berangkat dines luar kota jadi gapapa lah ya, soalnya bakal ga bisa sering-sering telponan kalo di sana.

Kemaren-kemaren gue sebenernya degdegan takut lo kesiangan kalo ga gue bangunin haha.. Akhirnya tetep gw WhatsApp-in terus sih ya meskipun ga gue telpon :p Dan ternyata, suara lo baru bangun tidur itu.... ngangenin hahaha *blushing* Habis nutup telpon tadi pagi gue jadi senyum-senyum sendiri deh.. Hehe..

Lo sendiri gimana rasanya ga gue bangunin semingguan ini? Inget ga sih dulu lo pernah protes, ga mau dibangunin lagi karena takut ketergantungan, ga bisa bangun kalo ga dibangunin suara gue? Terus pas gue yaudahin ga gue bangunin, lo protes lagi ga mau. Lo bilang maunya dibangunin tapi ga tiap hari, selang-selangnya ngikutin deret Fibonacci -_-"

Eh yaudah ya, gue mau packing dulu..
Jangan begadang lo, mumpung ga ada tugas kan..

Daah..

26.1.13

Surat Binar Hari Keenam

Dear Rana,

Aku sakit kepala & mual hari ini. Zzz. Jadi ya seharian tadi di rumah aja, cuma keluar ketemu Nana bentar buat ambil bahan seragam nikahan dia. Trus pas lagi sama dia kan lo nelpon ya, trus pas udahannya dia bilang "Udah mau empat taun pacaran masih ngomong gue-elo aja kalian ya..". Lah? Hahaha.. Gue ketawa-ketawa aja. Gue pikir "aku-kamu"an tuh overrated deh. Kita "gue-elo"an juga baik-baik aja kan haha.. Lagian kata ganti tuh otomatis ga sih? Gue juga tergantung mood aja ngomongnya apa. Ya tapi kayaknya pola gue sih kalo pengen nyenye nyenye ngomongnya jadi pake "aku" haha..

Hmm tapi dulu sempet awkward moment gitu ga sih pas lo tiba-tiba ngomong "aku" ke gue pas belom jadian. Keceplosan apa gimana sih itu? Haha..

Yaudah ya, aku mau tidur.
Daah..


25.1.13

Surat Binar Hari Kelima

Dear Rana,

Tadi waktu turun dari kereta, gue liat beberapa polisi bawa senapan laras panjang di stasiun. Ga tau buat urusan pedagang (tapi mereka berdiri di peron yang ga ada pedagangnya), ga tau buat urusan entah apa kayak waktu itu lo liat di sekitar kosan lo. Gue otomatis nyepetin langkah pas liat ada polisi. Ga pengen lama-lama ada di sekitar mereka. Hmm.. kasian juga ya polisi-polisi itu. Maunya "melindungi, mengayomi, dan melayani masyarakat" tapi masyarakatnya --yaa seenggaknya gue lah-- malah takut dan ngerasa ga aman kalo ada mereka.

Beda banget sama kalo ada lo di sekitar gue. Dulu, jam berapapun kita pulang dari ruang BEM, gue asik-asik aja asal jalan pulangnya sama lo :D Atau kalo gue harus 'berantem' sama orang, asal ada lo di sekitar gue buat gw toleh sewaktu-waktu, hajar aja! Haha..

Pokoknya kayak kata Mocca lah,
'Cause when you're around, I feel safe and warm
'Cause when you're around, I can fall in love every day
:D


24.1.13

Kekuatan Super

Kalau manusia bisa punya kekuatan super, saya tahu pasti kekuatan apa yang saya mau. Saya mau bisa berpindah tempat cuma dengan mengedipkan mata.

Karena kalau saya bisa, malam ini HP saya tidak perlu bekerja ekstra keras dengan diatur supaya layarnya tidak otomatis padam setelah satu menit dan saya bisa terus melihat sebaris namamu.
Karena kalau saya bisa, malam ini saya mau mengedipkan mata dan tiba-tiba sudah ada di dekatmu. Tak peduli apa yang mau kamu lakukan, saya akan duduk diam sambil membaca buku dan tidak mengganggu. Yang penting kalau saya mengangkat mata dari buku yang saya baca, saya bisa melihat kamu. Kalau kamu duduk di sebelah saya sambil sibuk entah apa dengan laptopmu, itu lebih baik. Jadi saya bisa terus melihatmu dari sudut mata saya dan menghirup wangimu bersama setiap tarikan nafas saya.
Karena kalau saya bisa, malam ini saya mau pulang.

Sayangnya saya masih harus menempuh sekian kilometer dengan tiga atau empat kendaraan yang berbeda untuk menemuimu. Terlalu melelahkan untuk malam ini.

Surat Binar Hari Keempat

Dear Rana,

Terima kasih yaa buat hari ini.. Aku senang sekali :) :) :)

Sejak lo kuliah lagi, kita jarang banget ya jalan kayak tadi. Kuliah lo gila-gilaan gitu sih, sibuknya ngalahin gue yang kerja hehe.. Untung lo emang suka bidangnya ya, jadi ya gue liat lo seneng-seneng aja jalaninnya. Gue selalu suka liat orang yang jalanin passion-nya, dan gw liat itu di lo. Kalo lo cerita tentang sekolah-sekolah yang lo datengin, kalo lo ngomongin pendidikan di Indonesia, gue rasanya sampe jadi ikut semangat :D Gue juga suka orang yang tau mau ngapain sama hidupnya, dan gue juga liat itu di lo. Ya emang ga langsung tau sih ya, gue masih inget kok jaman-jaman obrolan kita di warkop dipenuhin sama topik "Gue mau ngapain ya habis ini?" dan gue seneng banget bisa jadi bagian dari perjalanan lo nyari apa yang lo bener-bener mau sampe sekarang lo mulai jalanin itu. Sama juga, gue seneng banget ada lo di perjalanan gue sekarang yang masih nyari-nyari ini. Semoga besok-besok kita masih bisa saling bantu baca peta biar ga salah milih kalo ada persimpangan ya. Atau kalopun salah belok, semoga kita masih bisa ketawa-ketawa sambil berusaha nyari jalan yang bener. It's been a real fun "road trip" with you and I really don't mind to be in the car for many more km-s :D

Sekali lagi,
terima kasih Ranaaa :)





PS: Lucu ya gimana tadi kita udah seharian bareng tapi malemnya gue masih punya bahan buat diomongin di surat ini :D
22.1.13

Surat Binar Hari Ketiga

Dear Rana,

Gue lagi seneng nonton film nih. Kemaren nonton Argo trus tadi nonton Jiro Dreams of Sushi.  Aaaakkk dua-duanya keren! Gue ceritain ya..

Jadi, Argo tuh film yang dapet Golden Globe kemaren. Filmnya tegang banget padahal ya banyakan ngomong-ngomongnya gitu isinya.. Gue sampe stres sendiri nontonnya haha.. Trus pas liat credit title ternyata itu diangkat dari kisah nyata! Ah! Keren parah tu orang aslinya! Gue jadi pengen beli buku memoarnya. Ah ini ga usah gue ceritain ya, lo nonton sendiri aja hehe..

Nah kalo Jiro Dreams of Sushi tuh dokumenter tentang sushi chef yang restorannya dapet bintang 3 Michelin. Bintang 3 Michelin tu artinya "layak lah lo dateng ke suatu negara cuma buat makan di restorang itu doang". Gile.. Itu di restorannya cuma ada 10 kursi loh! Kalo mau makan di situ mesti reservasi berbulan-bulan sebelumnya. Nah tapi kayaknya emang layak ditunggu berbulan-bulan lah tu restoran (kalo dari bentuknya lebih tepat dibilang "warung" sih) soalnya hmm gimana ya.. detail banget ini itunya karena Pak Jiro *sok akrab haha* perfeksionis dan detail banget gitu. Bahkan ukuran sushi buat cewek sama cowok aja dibedain. Keren yah yah yah! Di film ini menarik deh liat gimana orang tuh kalo udah cinta sama kerjaannya ya bakal segitunya. Hampir ga pernah libur loh dia, trus kalo libur pengennya cepet-cepet kerja lagi.. Trus menarik juga liat dia ngedidik dua anaknya dan anak-anak magang di restorannya itu. Trus gue jadi tau kalo ikan tuna tuh GEDE-GEDE gitu yah hahaha gue kira paling segede gurame haha..

Ah ini ngomongin sushi jadi pengen deh. Kamis yuk pas tanggal merah?


20.1.13

Surat Binar Hari Kedua

Ran,

Iya tau, kemaren gue ga nulis surat.
Kan kemaren lagi kesel sama lo, jadi ngapain amat gue tulisin surat?

Kemaren gue lagi kangen banget tapi kita ga jadi ketemuan. Jadi gw kesel. Parah.
Masuk akal ga sih alesannya?
Trus masuk akal ga kalo baru ga ketemu 16 jam tapi gue kangen banget?
Enggak ya? Zzzz.

Ah ga tau ah.
Hari ini juga ga usah ketemuan deh ya.
Kayaknya gue butuh detoksifikasi de-Rana-fikasi dulu.


18.1.13

Surat Binar Hari Pertama

Dear Rana,

Selama kita pacaran, ada hari-hari di mana kita ga punya cukup energi.
Misalnya malam ini.

Malam ini gue capek banget karena load kerjaan lagi banyak dan lo pusing sama tugas kuliah lo yang ga ada habisnya itu. Akhirnya kita ga banyak ngobrol selama makan malam. Habis itu juga kita cuma sebentar duduk di teras kosan gue terus lo pamit pulang.

Untungnya, deket-deketan sama lo selalu kerasa nyaman :)
Duduk atau jalan sebelahan diem-dieman pun rasanya nyaman. Anget. Bahkan kalopun lo bermuka bete dan ngomong pendek-pendek doang gue tetep bisa senyum-senyum sendiri, abis seneng sih ada di deket lo. Maaf ya kalo kesannya cengengesan pas lo bete, abis gimana.. Susah nahannya hehe..

All in all, thank you for being a super good partner, Ran.
Talk animatedly or just be here silently, I always enjoy your company.



17.1.13

Surat-Surat Binar

kliklik
Perempuan berkacamata itu menoleh ke kanan setelah melihat layar HPnya sekilas. "Lah gue pikir lo lagi ngerjain tugas, taunya malah Twitteran, gimana sih.. Lagian ngapain mention deh, lagi duduk sebelahan juga.." cerocosnya.
Laki-laki di sebelahnya tertawa, "Yaa kan biar lo langsung buka link-nya, Bi.. Ini gue udah selesai kok tugasnya.."

Perempuan itu, Binar namanya, kembali memandang layar HPnya. Kali ini ia membaca lebih lama, lalu tertawa. "Ini maksudnya lo nyuruh gue ikutan? Hahaha Ranaaa, harus bikin surat cinta buat siapa aja coba, 30 hari gini.. Dikira gampang apa nyari mood bikin surat cinta, mana ada yang bertema.. Emang cinta bisa diatur-atur. Ga mau ah."

Rana memutar tubuhnya menghadap Binar, "Siapa bilang harus nulis buat 30 orang yang berbeda? Bikin aja buat satu orang terus-terusan sampe 30 surat."
"Hmm.. Buat siapa? Ga bosen apa dia bacanya? Trus tetep mesti di-post di blog gue gitu?"
"Buat gue dong.. Gue ga akan bosen kok. Terserah mau ditaroh di blog apa enggak," Rana tersenyum lebar.
Binar membelalak, "Hah? Buat lo? Kita tuh telponan sehari tiga kali dan ketemu hampir tiap hari, ngapain banget surat-suratan deh? Lagian curang pasti, gue nulis surat buat lo tapi lo ga bales. Ga mau ah."
Rana kembali menatap layar laptop-nya, "Ah, bilang aja lo ga yakin bisa konsisten nulis surat tiap hari.. Hahaha.."
"Rana...," Binar mengacungkan telunjuknya dan menggeleng.
"Yaa...?" Rana menjawab sambil lalu. Matanya menatap layar, jarinya menggerak-gerakkan mouse.
"...jangan nantangin gue"
Rana menahan senyum sambil pura-pura mengetik, "Lho, siapa yang nantangin? Gapapa kok Bi, lo kan sibuk.. Ga sempet lah ya nulis surat gitu.."
"Deal. I'll write 30 letters for you," Binar berkata cepat.
Rana tersenyum lebar sambil terus mengetik.
"..but no morning call for 30 days"
Rana berhenti mengetik, "Okelah.."

Binar tersenyum melihat senyum di mata Rana.

12.1.13

Halo!

Terpancing salah satu paragraf di sini dan alasan pembuatan tumblr ini waktu saya lagi kelebihan waktu dan energi, berputarlah ide untuk bikin blog ini. Setelah beberapa hari mikirin nama blog dan dua hari mengutak-atik tampilannya (iya, "ribet" adalah nama tengah saya), akhirnya hari ini dengan degdegan gembira saya perkenalkan...

project[s]hnt
writing projects by shnt

Selamat membaca :D
 

Blog Template by BloggerCandy.com