kata kawanku, hati resah adalah benih tulisan
karena itu menulis jadi butuh banyak usaha
saat bahagia
kupikir-pikir ada benarnya juga dia
lalu apa demi satu bait aku harus main api dan meresah-resahkan hati?
ah, terlalu berbahaya
mari kupinjam sajalah resah-resah hati orang lain
maka kubuka mataku
dan kutelusuri linimasaku
jauh.. jauh.. jauh kusesapi percikan-percikan hati orang-orang di sana
diiringi lagu-lagu yang mesin waktu
laun-laun aku gelisah
seperti ada sebongkah rasa tak terjelaskan yang menyekat nafasku
baru kusadari
jauh-jauh kusesap repih hati orang
ternyata kemudian aku tersesat
"orang lain" yang kupinjam resahnya...
tak lain aku, berbilang tahun yang lalu